Di jaman ini pacaran telah menjadi semacam life style/ gaya Hidup baru bagi remaja dan merupakan hal yang lumbrah. Remaja mengalami perubahan fisik dan psikis pada masa-masa yang dilaluinya, dimana remaja ingin mencoba karena terdorong rasa ingin tahu mereka yang tinggi, Remaja memiliki banyak waktu senggang diantara jam kuliah atau pulang sekolah ataupun antara kuliah, remaja belum memiliki orietasi materi karena kehidupannya masih serba ditanggung oleh orangtunaya, jadi tidak ada hal penting yang terlalu membebani pikiran remaja.
CELAKANYA, Gaya pacaran
remaja di zaman sekarang telah mengarah pada perilaku yang diluar batas,
disinilah mulai muncul masa pacaran yang didalamnya terkait perilaku
seks untuk mengisi waktu senggang mereka, dan tidak menutup kemungkinan
untuk melakukan perilaku seks yang tidak semustinya mereka lakukan.
Perilaku
seksual adalah perilaku yang muncul oleh karena dorongan seksual.
Perilaku seksual bermacam-macam mulai dari bergandengan tangan, pelukan,
kissing necking, petting, licking dan sampai berhubungan seksual. Dan
perilaku seksual bisa diibaratkan seperti bola salju yang sekali
dilepaskan dari atas bukit akan semakin membesar terus dan susah untuk
dihentikan.
Pacaran sehat adalah suatu proses
pacaran dimana keadaan fisik, mental dan sosialnya dalam keadaan baik.
Sehat secara fisik berarti tak ada kekerasan dalam berpacaran. Biarpun
cowok secara fisik lebih kuat, bukan berarti bisa seenaknya menindas
kaum hawa. Pada intinya dilarang kontak dalam bentuk kekerasan fisik.
Selain itu, menjaga kondisi tubuh diri dan pasangan agar tetap sehat
juga merupakan hal yang harus dilakukan dan tentunya menguntungkan satu
sama lain.
Pacaran sebenarnya merupakan waktu bagi
sepasang individu untuk saling mengenal satu dengan yang lain. Pacaran
pastinya memiliki efek dan bias terhadap kehidupan masing-masing. baik
secara positif ataupun negatif tergantung bagaimana cara menjalaninya.
Selama pacaran dilakukan dalam batas-batas yang benar, pacaran dapat mendatangkan banyak hal positif.
Dengan kata lain yang perlu dan harus kita jalani adalah ”pacaran sehat”.
Di
dalam proses pacaran kita tidak hanya dituntut untuk mengenali emosi
diri sendiri, tetapi juga emosi orang lain. Dan yang tak kalah penting
adalah bagaimana mengungkapkan dan mengendalikan emosi dengan baik. Jadi
tak bijaksana bila melakukan kekerasan nonfisik, marah-marah, apalagi
mengumpat-umpat orang lain termasuk pacar kita. Tapi bukan dalam arti
diam saat timbul masalah, selesaikanlah dengan bijak, bicarakan secara
terbuka. Tanpa keterbukaan akan menimbulkan konflik dalam diri
masing-masing yang bahkan bisa mengarah terhadap rutinitas harian dan
prestasi belajar ataupun bekerja.
Pacaran itu tak mengikat
Artinya,
hubungan sosial dengan yang lain harus tetap terjaga. Kalau pagi, siang
dan malam selalu bareng bersama pacar, bisa bahaya lho!! Bisa-bisa
nggak punya teman. Dan bukan tak mungkin, kita akan merasa asing di
lingkungan sendiri. Enggak mau seperti itu kan??Tapi bukan dalam arti
hubungan ”bebas” yang sebebas-bebasnya… Tentunya kita harus menghormati
apa yang menjadi pegangan serta tujuan dalam berpacaran. Jika status
telah mengarah pada ikatan lebih ”serius” (dalam arti penikahan) maka
kita harus lebih bijak dalam menjaga kepercayaan untuk mencegah
terlukainya perasaan pasangan masing-masing. Membangun kepercayaan
merupakan hal yang penting dalam keharmonisan suatu hubungan.
Seks saat Pacaran??? Jangan dulu deh..
Secara
biologis, masa remaja merupakan masa perkembangan dari kematangan
seksual. Tanpa disadari, pacaran mempengaruhi kehidupan seksual
seseorang. Kedekatan secara fisik bisa memicu keinginan untuk melakukan
kontak fisik yang merupakan insting dasar setiap organisme. Apabila
diteruskan dapat menjadi tak terkontrol alias kebablasan. Jadi, dalam
berpacaran kita harus saling menjaga untuk tak melakukan hal-hal yang
berisiko terhadap perkembangan fisik dan mental remaja, salah satunya
adalah perilaku seksual. Oleh karena itu, pengendalian diri dalam
berpacaran tentunya sangat diperlukan.
Apa saja yang mempengaruhi perilaku seksual remaja??- Faktor internal
Bagaimana kita mengekspresikan perasaan, keinginan dan pendapat tentang berbagai macam masalah. Bagaimana menentukan pilihan ataupun mengambil keputusan bukan hal yang mudah. Dalam memutuskan sesuatu, kita harus punya dasar, pertimbangan dan prinsip yang matang - Faktor Eksternal
Perilaku seks diantara kita juga dipengaruhi oleh faktor-faktor dari luar. Contohnya :
- Kemampuan orang terdekat utamanya orang tua dalam mendidik tentunya akan mempengaruhi pemahaman kita mengenai suatu hal, terutama masalah seksual.
- Agama mengajarkan mana yang baik dan mana yang buruk. Pemahaman terhadap apa yang diajarkan agama akan mempengaruhi perilaku kita
- Remaja cenderung banyak menghabiskan waktu bersama teman sebayanya sehingga tingkah laku dan nilai-nilai yang kita pegang banyak dipengaruhi oleh lingkungan pergaulan kita
- Teknologi informasi yang makin berkembang memudahkan kita mengakses informasi setiap saat. Tetapi, kemajuan teknologi informasi tak selalu membawa pengaruh yang positif. It’s depend on you guys!!!
- Cedera fisik (memar, luka-luka, dll)
- Kondisi tubuh lemah; mudah sakit
- Perasaan tertekan; curiga yang berlebihan; bingung
- Kehilangan teman; merasa asing dilingkungan sendiri
- Terkena penyakit menular seksual (PMS)
- Kehamilan tidak diinginkan (KTD); aborsi; pernikahan dini
- HIV/AIDS
- Stress yang parah; gila; keinginan bunuh diri
- Meninggal dunia
TIPS pacaran sehat
Jika tak ingin pacaran tak sehat terjadi pada dirimu maka beberapa hal yang perlu kalian resapi dan pertimbangkan diantaranya:- Kasih sayang, setia
- Jangan melakukan tindakan kekerasan
- Luangkan waktu untuk bergaul dengan teman-teman
- Jangan sakiti perasaan pasangan; jangan cemburu yang berlebih
- Jangan menghabiskan waktu seharian berdua saja apalagi di tempat-tempat sepi
- Lakukan kegiatan-kegiatan positif bersama seperti belajar, berolahraga, dan sembahyang bersama
- Hindari buku-buku, majalah, gambar-gambar, video yang isinya seputar seks. Karena sekali dan sekilas saja kita melihat gambar, video atau cerita seks tersebut bakal ‘terekam tak pernah mati’ di pikiran dan akan timbul keinginan untuk mengulangi ataupun mempraktekkannya
- Pengendalian diri untuk tidak berbuat diluar batas ketika sedang kontak fisik dengan pasangan
- Jangan pernah mengatasnamakan hubungan seks sebagai bukti cinta kalian (cinta tak sama dengan seks).
Dikutip dari http://www.sttbali.com/berita/muda-mudi/201.html
Terima Kasih
Mohon Pendapat Dan Sarannya
2 komentar:
nah baca tuh buat anak-anak remaja yang ngaku gaul... biar nggak kebablasan!
hahaha iya setuju kasih temen agan juga yaa biar manfaat ilmunya :)
Posting Komentar