Rabu, 10 Oktober 2012

Biografi Muamal Chamidi

0 komentar
Biografi Muamal Chamidi



Muamal chamidi, lahir di Batang, Jawa Tengah, 05 Agustus 1995, Ia memulai sekolah dasar di MI nurul ulum desa depok di kota kelahirannya, kemudian melanjutkan di MTS NU 01 Batang. Ia memulai menulis karya sastra sejak di bangku sekolah menengah pertama dan ia terus kembangkan kecintaannya tersebut hingga sekarang. Ia memutuskan untuk hengkang ke Kendal untuk melanjutkan pendidikannya di MAN Kendal .meskipun ia mencintai sastra namun ia memilih mengambil jurusan IPA , yang sekarang sedang duduk di bangku kelas  12.

Rabu, 03 Oktober 2012

Puisi Muamal Chamidi part 1 (DALAM KECEWA)

0 komentar
DALAM KECEWA
Oleh:Muamal Chamidi

Kedua kaki kecilku telah letih melangkah
Isyarat kini sampai dalam gelap
Mengilu tulang dan sendi menahan keras batu
Pandanganku buyar terbang melayang

Tampakkan tanda dalam bulat hitam putih
Cinta sembunyikan taringnya
Menerkam dari belakang mengunyah sukma
Buntu sudah semua jalan

Tiada lagi celah yang tersisa
Kau tak tahu lukaku
Racun yang menyungai di aliran darah
Deras meresap mendarah daging

Melumpuhkan rasa mematikannya
Engkau madu kadaluarsa
Tak sambut mengobati tapi membuat mati
Taklukan hati dengan sebuah senyuman

Buatku menggila hilang kesadaran
Mengingatmu adalah segala siksa
Bersenggama dengan kepalsuan yang kau tanam
Tumbuh mengakar

Merenggut  semakin erat
Memecah bulat kepercayaan yang ku sangkar
Kau penggal dengan kasar di atas tanah gersang

03 Oktober 2012

Puisi Muamal Chamidi part 2 (MAWAR BERDURI)

0 komentar
MAWAR BERDURI
Oleh: Muamal Chamidi
 Mawar mengapa kau tumbuh dihatiku
Padahal tubuhmu dipenuhi duri
Memang kau bunga yang elok dan rupawan
Namun aku takut terluka jadi pijakmu
Ku akui kau anggun
Menggoda dan manja dengan laku gemulai
Aku pun heran dengan jalan hidupku
Selalu tuhan hadirkan bunga yang sama
Sulit bagiku menyentuhmu untuk kupetik
Semakin Kau tumbuh semakin ku luka
Semakin kau berkembang semakin pupus harapan
Jadi aku hanya dapat memandangmu layu
Memanjangkan angan tanpa bisa memiliki
Seribu kali kelopak jatuh dan tak bersemi
Tanpa satu pun yang dapat kusimpan abadi
Selalu datang dan pergi kadang juga menghianati
Kering dan mati berserakan mengotori relung hati
Tak sanggup  kurawat benih yang kau tanam
Walau perih mengiris itu semua demi dirimu semata bunga
Sebab setiap bait puisiku  adalah do’a untukmu
Setiap nada adalah harapan untukmu
Meski kau sebatas bayang-bayang
Terima kasihku untukmu yang telah hadir bunga
Tanpa bisa ku pungkiri
Jujur aku mencintaimu


 26 september 2012

Followers

 

SaktiNgepet. Copyright 2008 All Rights Reserved Revolution Two Church theme by Brian Gardner Converted into Blogger Template by Bloganol dot com